HNSI Sukabumi Kembali Gelar Hari Nelayan, Setelah Dua Tahun Terhenti


SUARAKOWASISUKABUMI.COM - DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi, kembali menggelar hari nelayan setelah dua tahun tidak melaksanakan peringatan hari nelayan di karenakan pandemi Covid-19.


Sekretari DPC HNSI Kabupaten Sukabumi, Sep Radi Priadika mengatakan, hari nelayan ke-62 di tahun 2022 ini kembali digelar setelah melalui berbagai pertimbangan. Diantaranya ada bazar yang digelar Pemda dan event goes sepeda yang dibuka Bupati Sukabumi. 


Menurutnya, tahun ini hari nelayan digelar mulai tanggal 14 Mei 2022 hingga 31 Mei 2022. Dimana pada tanggal 21 Mei di hari puncak akan digelar langsung sesaji di laut. Ia mengatakan, hari nelayan tidak digelar pada 6 April seperti biasanya karena saat itu masih bulan Ramadan. 


"Setelah dua tahun event yang memang diakui oleh provinsi, hari nelayan itu tidak dilaksanakan karena terhalang dengan Covid-19, tetapi Alhamdulillah di tahun 2022 ini kita dan masyarakat nelayan tentunya bisa menyelenggarakan kegiatan ini lain yang ke-62 ini tetapi dengan beberapa aspek yang harus kita lakukan," kata Radi di kantor DPC HNSI Kabupaten Sukabumi, Dermaga PPN Palabuhanratu, Jumat (13/5/2022). 


Alasan lain HNSI menggelar hari nelayan di tahun ini karena kondisi Covid-19 yang sudah landai dan masyarakat sudah divaksin dosis 1,2 dan booster. 


Ketua Umum Hari Nelayan ke-62 ini mengatakan, dalam kegiatannya akan dilaksanakan berbagai event, seperti lomba bola voli, mancing, hingga membuat video dengan dengan tema kegiatan nelayan dan promosi Geopark Ciletuh. 


"Kita juga bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan Palabuhanratu untuk menyediakan bazar pembuatan administrasi kependudukan KTP, KK dan sebagainya secara gratis dan cepat," jelasnya. 


Tak hanya itu, di acara puncak juga akan dilaksanakan kegiatan larung sesaji, yakni tanggal 21 Mei 2022. Larung sesaji itu masih menjadi pembahasan, apakah akan menggunakan kepala kerbau, baby lobster atau tukik, atau bahkan menggunakan ketiganya. 


"Di acara puncak di tanggal 21 kita akan melaksanakan larung sesaji, apakah dengan kerbau, baby lobster atau benur, apakah tukij atau mingkin bisa saja semuanya. Nah, di tanggal 21 ini saya meminta kepada masyarakat yang ingin menghadiri kegiatan di tanggal 21 ini untuk mematuhi protokol kesehatan," ucapnya. 



Radi juga mengatakan, di tahun ini tidak dilakukan pemilihan putri nelayan, karena terdapat putri nelayan terpilih pada 2020 yang belum dilakukan karnaval. Kendati demikian, putri nelayan 2020 akan ditampilkan di gelaran hari nelayan ke-62 tahun 2022. Namun, tidak dilakukan arak-arakan atau karnaval, tetapi akan dilakukan kegiatan seremonial. 


"Tentu saja tidak memilih putri nelayan, yang sudah dipilih tahun lalu dan tidak terlaksana arak-arakan atau pendamping dalam kegiatan karnaval, di tahun ini kita tidak ada kegiatan karnaval tetapi kita akan melaksanakan upacara adat langsung ditempatkan di dermaga Palabuhanratu perikanan, jadi arak-arakan kita tidak adakan, tetapi untuk acara seremonial seperti itu kita laksanakan," terangnya. 


Ia berharap, dengan kembali digelar peringatan hari nelayan dapat membawa dampak positif untuk peningkatan perekonomian nelayan. 


"Sekarang mungkin saya lihat nelayan sedang tidak baik-baik saja, ditambah dengan mungkin kita tahu bahwa adanya kebijakan-kebijakan baru terkait mungkin PNBP dan lain-lainnya, penangkapan ikan yang sangat kurang, mudah-mudahan dilaksanakannya acara ini adalah sujud syukur kita kepada yang maha kuasa semoga kedepannya nelayan bisa menangkap ikan banyak dan ekonomi meningkat," jelasnya.


Reporter: Bery

Lebih baru Lebih lama